*BUSYNESS*
Suatu ketika ada seorang penebang kayu (Lumberjack) yang melamar di sebuah timber (perusahan yang mengolah kayu). Setelah melalui tes fisik dan pengetahuannya, dia pun akhirnya dinyatakan lulus dan diterima bekerja disana sebagai penebang kayu. Tentu saja si penebang kayu menjadi sangat bahagia.
Pertama karena gajinya lumayan bagus kedua kondisi kerjanya juga sangat menyenangkan. Oleh karenanya si penebang berjanji pada dirinya sendiri untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya agar hasilnya maksimum.
Sang boss pun memberikan sebuah kampak yang baik & menunjukkan area dimana dia harus bekerja. Hari pertama, si penebang berhasil menebang 18 pohon. “Woow, selamat, teruskan kerja baikmu” begitu kata Bossnya.
Termotivasi oleh kata-kata bossnya, si penebang mencoba lebih keras lagi keesokan harinya, tetapi dia hanya bisa membawa pulang ke perusahaan sejumlah 15 pohon, hari ketiga pun demikian, dia malahan mempercepat jam makannya demi bisa dapat batang pohon yang lebih banyak. Ternyata hanya bisa membawa 10 batang pohon saja. Hari demi hari pohon yang dibawanya malahan tambah sedikit & makin sedikit saja.
“Saya kehilangan kekuatan saya”, pikir si penebang. Dia pergi ke bossnya dan meminta maaf, dia sungguh tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Ia merasa sudah mencoba datang lebih pagi dan pulang lebih malam demi meningkatkan produktivitasnya. Tubuhnya sampai Lelah sekali, tapi hasilnya masih saja makin dan makin menurun. Padahal rasanya semua tenaganya habis sudah… Sepertinya saya kehilangan kekuatan saya. Begitu katanya pada atasannya tersebut.
“Hmmmm… Coba kamu ingat-ingat… Kapan terakhir kamu mengasah kampakmu?” Tanya bossnya.
“Mengasah kapak? Saya mana ada waktu untuk mengasah kapak saya. Saya begitu sibuk memotong pohon-pohon tersebut.”
“Nah, itulah masalahmu. Ketika kapak kamu tumpul. Maka berapa pun bersarnya usaha kamu menjadi sia-sia. Karena kapakmu bukannya memotong batang pohon itu, malahan membal kembali. Untungnya kapak itu melukai diri kamu. Jika saja kamu mau istirahat memulihkan kekuatanmu sambil mengasah kapakmu, maka ketika kamu memotong pohon-pohon itu pohon itu akan jauh lebih mudah terpotong.” Seru Bossnya.
Berapa banyak dari kita yang begitu sibuk, terus menerus bekerja, melupakan kesehatan, tidak istirahat yang cukup serta tidak pernah menajamkan diri kita untuk pekerjaan berikutnya.
Bisa jadi ketika kita terus “ngoyo” bekerja, kita bangun lebih pagi, tidur lebih malam. Tapi produktivitas kita bukannya meningkat malahan menurun.
Masalahnya cuma satu… Kita tidak mau mengambil waktu untuk mengasah jiwa dan raga kita dengan pelatihan / mengikuti training atau membaca buku.dan sangat penting melakukan kegiatan sosial Ingatlah selalu bahwa otak kita juga bisa tumpul loh. Jika tidak pernah di asah dan terus dipenuhi kesibukan-kesibukan kita bagaimana mungkin pikiran kita bisa jernih dan tajam dalam memutuskan hal-hal penting dengan bijak.
Oleh karenanya ingatlah selalu… Busyness itu bukan business…. Business itu perlu dibuat dengan menggabungkan antara Working Hard dan Working Smart. Working Hard saja tidak cukup dan Working Smart saja tidak cukup. Harus kedua-duanya…
Stay out of the busyness not the business….
_”Beware the barrenness of a busy life”_ - Socrates.
Selamat pagi, GBU
Posting Komentar